The History of Valentine



Semua pasti tau kan kapan hari Valentine? dan pasti tau kan apa yang biasa dilakuin di hari Valentine?
Tapi mungkin kita gak tau asal - usul dari hari Valentine. Jangan khawatir kita disini bakal cerita gimana asal-usul Valentine

Entah kapan dan siapa yang memulainya, setap tanggal 14 Februari disebut hari Valentine atau hari kasih sayang dan dirayakan di Indonesia yang masyarakatnya mayoritas Muslim. Namun sepenggal sejarah mengatakan bahwa tanggal 14 Februari itu ditujukan untuk memperingati kematian seorang pendeta bernama Santo Valentino yang dihukum pancung oleh kerajaan karena menikahkan sepasang remaja secara diam - diam ketika kerajaan lagi ngebutuhin tenaga pemuda untuk menjadi prajurit kerajaan. Tapi sebaliknya, pihak gereja justru menganggapnya sebagai pahlawan dan memberi penghargaan kepada pendeta Santo Valentino karena telah merealisasikan cinta sepasang kekasih dan menghantarkannya pada sebuah pernikahan.

Selain alasan di atas, hari Valentine juga diperingati sebagai akibat pengaruh kebudayaan nenek moyang bangsa Romawi yang memuja Dewa Lupracus dan Dewa Faurus. Di Roma kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia, sebuah perayaan Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan tengah telanjang dan berpakaian kulit kambing.

Sebagai bagian dari dari ritual penyucian, para pendeta Lupercus menyembahkan korban kambing kepada sang dewa dan kemudian setelah minum anggur, mereka akan lari-lari di jalanan kota Roma sambil membawa potongan kulit dimba dan menyentuh siapapun yang mereka jumpai. Terutama wanita-wanita muda akan maju secara sukarela karena percaya bahwa dengan itu mereka akan dikaruniai kesuburan dan bisa melahirkan dengan mudah (Wikipedia Indonesia).

Ada juga yang mengisahkan bahwa ritual itu memberikan kesempatan kepada para gadis untuk menyampaikan ungkapan cintanya kepada para pemuda melalui sebuah jambangan besar, lalu para pemuda menerima ungkapan cinta itu dan mereka saling berpasangan, berduaan, berdansa dan selanjutnya melakukan hubungan suami istri alias berzina (iiiihhh.. amit-amit). Pada abad ke 5, ritual ini diperingati sebagai hari kasih sayang dan tanggalnya dimajukan 1 hari menjadi tanggal 14 Februari bertepatan dengan kematian pendeta Santo Valentino yang dianggap sebagai pahlawan cinta.

Nah... sekarang udah tau semua kan gimana Valentine itu ada dan gmana sejarahnya? Yang jelas, apapun yang kita lakukan itu pasti akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Dan kalo kita ingin berkasih sayang, nggak perlu mesti tanggal 14 Februari aja kan dan jangan ampe zina-zinaan segala kan dosa. So.. jangan pernah ngeakuin tindakan diluar batasan hukum dan agama kita.. ok..

ANTARA IMLEK DAN HUJAN


Hujan Dan Imlek seringkali dikaitkan, afdolnya perayaan imlek itu kalau dibarengi dengan hujan, kalau tanpa hujan imlek terasa kuranglah berkah, itu berdasarkan keyakinan Sebagian orang yang merayakannya.
“Hujan itu pertanda rejeki. Jadi kalau pas Imlek hujan deras, itu melambangkan tahun depan banyak rejeki. Dan, memang biasanya setiap Imlek hampir selalu hujan sih, karena pasti musim hujan,” kata Olivia Kristie (27).Christiani Haryono, warga Semarang yang seumur dengan Olivia menimpali, “Semakin deras hujannya, semakin banyak rejeki.” Banyak yang memiliki pendapat seperti Olivia dan Cristiani, sehingga bolehlah kita tarik kesimpulan bahwa hujan besar dan malam tahun baru itu memang selalu berkaitan, bagai Anda dengan pasangan Anda. Dan tentu saja ada maknanya, yaitu simbol rejeki. Semakin deras hujan turun, semakin besar rejeki yang bakal Anda peroleh.
Imlek yang disertai hujan yang lebat, dipercayai akan membawa keberuntungan di tahun depan, tapi Ada juga yang menganggap gak Ada hubungan apa-apa antara hujan Dan Imlek, semakin besar hujan yang menyertai imlek, semakin besar rejeki yang akan datang di tahun depan, begitulah yang diyakini teman-teman yang merayakan imlek. Masalah kebenarannya keyakinan ini mungkin bisa ditanyakan langsung pada teman-teman yang merayakan, Dan merasakan keberuntungan tersebut.